Sabtu, 08 November 2014

apa itu RFID ( Contactless Card )

Radio-frequency identification (RFID) adalah penggunaan non-contact nirkabel dari gelombang frekwensi radio elektromagnetik, yang bertujuan untuk pengidentifikasian dan pelacakan tag yang ditempel pada object tertentu. 
Tag atau kartu tersebut secara elektrik akan menyimpan informasi. Kebanyakan tag dialiri daya dan hanya bisa dideteksi atau dibaca pada jarak yang pendek melalui gelombang magnetik (induksi elektromagnetic). 
Beberapa menggunakan tenaga lokal seperti baterai, atau apabila tidak ada, mengumpulkan energi dari gelombang EM dan kemudian transponder yang secara pasif mengirimkan gelombang radio UHF (contoh radiasi elektromagnetic pada frekwensi tinggi).
Baterai yang dialirkan pada tag atau kartu dapat beroperasi beberapa ratus meter jauhnya. Tidak seperti barcode, tag tersebut tidak perlu dekat atau segaris dengan benda yang telah menggunakan aplikasi ini.

Radio frequency identification (RFID) adalah bagian dan turunan dari tekhnologi Automatic Identification and Data Capture (AIDC) yang menggunakan 1D dan 2D barcode. RFID menggunakan electronic chip, dan biasanya diaplikasikan pada substrat untuk label, dibubuhkan atau ditempel di suatu produk, bungkusan, atau paket. Informasi tersebut dapat dibaca, direkam dan bahkan diinput ulang. Kartu RFID telah digunakan di berbagai industri. Sebuah kartu RFID dapat diaplikasikan pada industri Automobil dalam produksinya untuk menelusuri setiap prosesnya. Begitu juga dalam bidang obat-obatan untuk menelusuri stok pada gudang, atau dapat ditanam pada binatang atau ternak untuk pengidentifikasian demi hasil yang positif. (sumber: Wiki -http://en.wikipedia.org/wiki/Radio-frequency_identification)

Perbedaan Magstripe HiCo dan LoCo

Mungkin banyak yang mengira jumlah data yang dapat di encode pada kartu Magnetik adalah sama besarnya baik HiCo dan LoCo, Perbedaan mendasar yang sebenarnya antara Hico dan Loco adalah tingkat kesulitan untuk menghapus atau memasukkan informasi.

High Coercivity (HiCo).
High Coercivity atau Hico sangat direkomendasikan untuk banyak aplikasi, Magnetik stripe Hico biasanya berwarna hitam dan diencode dengan daya magnetik yang lebih besar (2750 Oersted). Ini membuat kartu HiCo lebih tahan lama karena dalam prosesnya seharusnya tidak mudah dihapus. Kartu Hico umumnya digunakan dalam aplikasi yang membutuhkan daya tahan lebih lama dan yang lebih sering digesek atau digunakan. Kartu Kredit, ATM, Kartu Perpustakaan, Kartu untuk Akses masuk atau keluar, Kartu Pegawai adalah yang paling disarankan untuk menggunakan kartu Hico.

Low Coercivity (LoCo).
Yang paling tidak populer karena tentu saja namanya, adalah Low Coercivity atau LoCo, dan paling direkomendasikan untuk penggunaan dengan Jangka Waktu yang sebentar atau tidak lama. Magnetic Stripe Loco umumnya berwarna coklat dan diencode pada daya magnetik yang rendah (300 Oersted). Kartu Loco diaplikasikan dengan jangka waktu yang lebih pendek, termasuk Kartu pas pada Taman bermain, atau Game Center.

Ketika memilih tipe Hico atau Loco untuk bisnis dan usaha Anda, yang terpenting adalah pastikan dahulu Sampai kapan Anda akan menggunakan kartu tersebut. Banyak kejadian kartu berhenti bekerja atau rusak. Kartu Magnetik tentu saja dapat diprogram ulang, tapi akan sangat menganggu proses bisnis. Di banyak Aplikasi, Hico adalah yang paling direkomendasikan. Bedanya dengan Loco hanya biaya dan harga setara dengan kualitas dan kemampuan.

Pengertian Kartu Magnetic Stripe ( Magstripe Card )

Kartu Magnetik (Magnetic Stripe Card) adalah kartu yang bertipe sebagai penyimpanan data-data dengan memodifikasi serpihan pertikel-partikel magnetik pada sebuah kartu yang tentu saja dengan lempengan magnetik yang tipis.
Kartu magnetik biasanya juga dikenal dengan nama Kartu gesek atau Magstripe, yang pembacaannya dengan menggosok pada kontrol reader. Perekam Magnetik mulai ditemukan pada masa Perang Dunia ke II yang digunakan untuk merekam Suara (Audio). Baru pada tahun 1950, perekam magnetik untuk komputer secara data digital dengan lapisan iron oxide ditemukan.

Di tahun 1960 IBM menggunakan ide ini untuk mengembangkan cara yang lebih baik untuk menempelnya pada kartu plastik, dibawah pengawasan pemerintah Amerika dengan semua sistem keamanannya.
Beberapa Standar dilakukan mulai dari ISO/IEC 7810, ISO/IEC 7811, ISO/IEC 7812, ISO/IEC 7813, ISO 8583, dan ISO/IEC 4909, untuk pengidentifikasian fitur kartu termasuk ukuran, flesibilitas, lokasi magnetiknya, karakter, dan format data. Mereka juga mengeluarkan standar kartu untuk transaksi keuangan, termasuk diantaranya alokasi jarak dan jumlah Angka yang tertera pada kartu. (sumber: Wiki - http://en.wikipedia.org/wiki/Magnetic_stripe_card)

Jumat, 07 November 2014

Smart Card ( Kartu Pintar )



Menurut situs Wiki, Smart Card (kartu pintar), chip card atau integrated circuit card (ICC) adalah kartu yang berukuran sebesar kantong (pocket sized) yang ditanam oleh rangkaian sirkuit-sirkuit secara terintegrasi. Smart Card terbuat dari plastik, biasanya polyvinyl chloride, tapi dapat juga ditemukan dengan bahan polyethylene terephthalate yang berdasar polyesters, acrylonitrile butadiene styrene atau polycarbonate. Sejak April 2009, Perusahaan di Jepang mengganti bahannya smart card dengan bahan kertas.

Banyak para Ahli juga mendefiniskan, Smart Card (Kartu Pintar) adalah kartu plastik dengan ukuran kartu kredit, yang ditanam microchip yang dapat menyimpan dan memanggil data, digunakan juga untuk menelepon, pembayaran secara elektronik, atau aplikasi lainnya, yang secara berkala dapat di-refresh dan digunakan kembali. Smart Card juga dikategorikan sebagai sebuah alat atau device yang mempunyai sirkuit yang terintegrasi dan berfungsi juga sebagai kontrol pengamanan atau memiliki tingkat kepintaran sendiri dengan kapasitas internal memori atau chip. Kartu tersebut dihubungkan dengan kontak langsung atau jarak jauh, dengan frekuensi radio. Ketika ditanam microchip, Smart Card memiliki kelebihan khusus yaitu mampu menyimpan data yang cukup banyak dan dapat diintegrasikan atau dihubungkan dengan smart card reader.

Teknologi Magnetic Stripe (Kartu Magnetik) digunakan hampir sebagian besar industri di Amerika Serikat, Karena kemudahannya untuk dibaca, dimasukkan data, dihapus atau diganti. Tetapi Stripe diketahui bukan jalan yang terbaik untuk menyimpan informasi yang sangat rahasia atau sensitif. Untuk melindungi konsumennya, terutama pebisnis di Amerika telah menginvestasikan sistim satu pintu mainframe jaringan komputer untuk verifikasi dan pemrosesannya. Berbeda dengan di Eropa yang tidak menyiapkan infrastuktur seperti di Amerika, tapi lebih fokus ke sistim intelejensia kartu tersebut.

Lebih dari satu miliar Smart Card telah digunakan. Sementara itu, Eropa tercatat sebagai pengguna Smart Card terbesar. Ovum, sebuat lembaga penelitian, memprediksi 2,7 miliar smart card telah didistribusikan di tahun 2003. Sebuah penelitian lainnya mencatata 26,5 milliar US Dollar pada tahun 2005. Compaq and Hewlett-Packard dilaporkan menggunakan keyboard yang memiliki slot Smart Card dan dapat dibaca layaknya Kartu Kredit.

Fakta bahwa smart card lebih populer di daratan Eropa dibanding Amerika Serikat, di Eropa, asuransi kesehatan dan sektor bank menggunakan secara masif dan intensif. Tercatat setiap warga negara Jerman telah memliki Smart Card untuk asuransi kesehatannya. Meskipun smart card telah menjelma menjadi kebutuhan mendasar di era modern seperti sekarang, termasuk di Amerika yang cepat atau lambat dipastikan akan sangat berkembang.

Sekarang atau di waktu yang akan datang, masyarakat menggunakan smart card untuk :
  • Indentifikasi personal ketika log in ke provider internet atau online banking
  • Penggunaan telepon genggam dan pembayarannya
  • Pembayaran bis atau tiket kereta
  • Ketika pendaftaran atau pembayaran di Rumah sakit dan jasa lainnya
  • Pembelian Online melalui website
  • Pembelian bensin di Pompa Bensin

Selasa, 22 April 2014

3. Kertas

Kertas (bahan cetakan) dapat dibagi menjadi :
1. Uncoated, yang termasuk uncoated antara lain : HVS, HVO, Kertas koran, dll.
Uncoated mempunyai sifat penyerapan besar, permukaan yang kasar, mudah terjadi picking (tercabut), PH rendah sehingga lambat kering, dan karena permukaannya bergelombang (tidak rata) maka hasil cetak tidak menimbulkan gloss.

2. Coated, yang termasuk coated antara lain : art paper, coated paper, matt coated, cast coated, art karton, coated karton.

3. Non Absorbtion Paper, yang termasuk non absorbtion antara lain : Vynil stiker, Yupo, Typex, Gold Foil, Alumunium Foil, art synthetic paper, dll.
Karena jenis ini tidak mempunyai daya serap, maka pengeringan terjadi secara oksidasi penuh. Biasanya timbul masalah set off atau lambat kering.
Sehingga perlu penanganan khusus seperti :
- tidak menumpuk hasil cetakan terlalu tinggi
- PH air pembasah tidak terlalu asam (karena akan menghambat oksidasi)
- memakai air pembasah seminim mungkin

Jenis kertas terbagi menjadi 3 (tiga), yaitu :
1. kertas berdasarkan jenis serat, kertas jenis ini terbagi menjadi 2 (dua) yaitu :
a. kertas mengandung kayu, dengan ciri-ciri :
- terdiri dari serat mekanis
- tidak tahan disimpan lama
- mudah berubah warna jika terkena matahari
contoh : koran, HHI
b. kertas bebas kayu, dengan ciri-ciri :
- terdiri dari serat kimia
- tahan disimpan lama
contoh : HVS, HVO

2. kertas berdasarkan pekerjaan akhir, yaitu :
a. kertas coated, dengan ciri-ciri :
- terdiri dari kertas dasae dan lapisan kapur dengan bahan perekat
- permukaannya halus dan mengkilap (gloss)
- daya serap terhadap minyak lemah
contoh : art paper, kunsdruk
b. kertas uncoated, dengan ciri-ciri :
- tidak diberi lapisan kapur
- permukaan kertas kasar tapi bisa juga dihaluskan
- daya serap terhadap minyak kuat
contoh : koran,HHI, HVS, HVO

3. kertas berdasarkan penggunaannya, yaitu :
a. Kertas cetak, seperti HVO, koran, art paper
b. Kertas tulis, seperti HVS, kertas gambar
c. Kertas bungkus, seperti cassing, kertas sampul, kertas Samson
d. Kertas khusus, seperti kertas uang, kertas sigaret, kertas
tissue.

Sabtu, 12 April 2014

2. Perkembangan Teknologi Grafika

Teknologi baru di bidang persiapan cetak / prepress.

Saat berkembang teknologi photo typesetter, PC dengan monitor dan keyboard;
dimana sebelumnya bekerja dengan kamera foto reproduksi dan layar kontak, hingga scanner laser.
Pada waktu yang sama, batasan antara prepress dan cetak offset telah saling melengkapi.
Dengan GTO-DI, Direct Imaging Technology yang diperkenalkan oleh Heidelberg pada tahun 1991, telah diciptakan koneksi/hubungan langsung yang pertama antara prepress dan cetak.

Dengan teknologi ini, komputer dapat mencetak tanpa memakai plate dan film.
Teknologi ini mempunyai kelebihan yang nyata. Saat ini proses cetak sebagian besar dapat dikerjakan secara digital.
Dalam hubungannya dengan prepress konvensional, dengan digital prepress kita dapat menghemat waktu, dengan computer to film atau computer to plate.

Dalam industri cetak, kita bicara mengenai bits dan bytes, C-To-Press
teknologi, PostScript, RIP, scanner, dan kamera digital.
Berkembangnya teknologi digital dibidang prepress, printing, dan
postpress dengan hardware dan software yang terbukti bagus,
menawarkan alat-alat yang berguna untuk memenuhi produktivitas.

Dibawah ini diuraikan teknologi CTP ( Computer-To-Plate ), yaitu
proses pembuatan image pada pelat cetak. Proses ini bagian dari proses persiapan cetak.
CTP bisa disebut juga "direct-to-plate" berarti proses pembuatan pelat cetak secara langsung dari (file) komputer.

Dibawah ini ada beberapa hal mengenai CTP, kelebihan dan kekurangannya.


Proses.
Sesuai istilah computer-to-plate; proses pembuatan image pada plat tanpa melalui proses pembuatan film,
image langsung dicetak pada pelat dari file komputer. File digital tidak perlu dirubah atau dimodifikasi ke beberapa file yang berbeda, karena sudah di program dengan system RIPS,
Konsep dari pembuatan pelat berimage persis sama, sesuai data file yang dirancang/ didesain tapi dengan cara yang sama sekali sudah berbeda.

Kelebihan.

- CTP meningkatkan waktu pembuatan pelat lebih cepat, konsistensi kualitas image dan gambar cetakan.
- Tenaga manusia berkurang, karena tidak perlu lagi membuat film foto reproduksi.
- Waktu bisa dihemat 20-30% dengan CTP.
- Image yang dihasilkan lebih jelas, tajam dan akurat dibanding dengan cetak analog yang tradisional sebab dot yang muncul lebih bersih dan turunan image pertama (langsung ke pelat cetak), efek dot-gain juga berkurang.

Penghematan lainnya dari aspek material yaitu lebih sedikit suplai,
karyawan dapat dikurangi dan tidak menggunakan kamera reproduksi
lagi, sehingga ruang yang dibutuhkan lebih sedikit.

Kekurangan.

Umumnya orang terbiasa dengan gambar cetak dengan dot-gain yang besar dan tampak lebih gelap. Tidak jarang pelanggan akan merasa aneh dengan hasil bagus "yang tidak biasa" ini.
Perlu bagi percetakan untuk memberikan pengertian mengenai barang bagus yang baru ini ke pelanggan, supaya terbiasa.
CTP juga merubah pola tanggung jawab kualitas cetak yang semula penuh pada percetakan, beralih ke "digital file creator" - (orang yang membuat file image).

Masalah umum yang dijumpai.
Dalam proses cetak offset, ada banyak kemungkinan mengkoreksi hal yang salah pada film.
beda dengan CTP, operator prepress harus benar-benar menjamin file image bersih.
Perhatikan hal-hal berikut ini, simpan file dalam format CMYK bukan RGB dan gunakan spesifikasi yang tepat seperti :
(1) "bleed amount" yang tepat,
(2) pastikan semua huruf dan resolusi image tinggi masuk dalam file, dan
(3) check penggunaan spot-colour yang benar, dll.
Proses perbaikan digital file image yang salah, membutuhkan banyak waktu,
yang akhirnya mengurangi kelebihan CTP terhadap sistim film analog.