Kertas (bahan cetakan) dapat dibagi menjadi :
1. Uncoated, yang termasuk uncoated antara lain : HVS, HVO, Kertas koran, dll.
Uncoated mempunyai sifat penyerapan besar, permukaan yang kasar, mudah terjadi picking (tercabut), PH rendah sehingga lambat kering, dan karena permukaannya bergelombang (tidak rata) maka hasil cetak tidak menimbulkan gloss.
2. Coated, yang termasuk coated antara lain : art paper, coated paper, matt coated, cast coated, art karton, coated karton.
3. Non Absorbtion Paper, yang termasuk non absorbtion antara lain : Vynil stiker, Yupo, Typex, Gold Foil, Alumunium Foil, art synthetic paper, dll.
Karena jenis ini tidak mempunyai daya serap, maka pengeringan terjadi secara oksidasi penuh. Biasanya timbul masalah set off atau lambat kering.
Sehingga perlu penanganan khusus seperti :
- tidak menumpuk hasil cetakan terlalu tinggi
- PH air pembasah tidak terlalu asam (karena akan menghambat oksidasi)
- memakai air pembasah seminim mungkin
Jenis kertas terbagi menjadi 3 (tiga), yaitu :
1. kertas berdasarkan jenis serat, kertas jenis ini terbagi menjadi 2 (dua) yaitu :
a. kertas mengandung kayu, dengan ciri-ciri :
- terdiri dari serat mekanis
- tidak tahan disimpan lama
- mudah berubah warna jika terkena matahari
contoh : koran, HHI
b. kertas bebas kayu, dengan ciri-ciri :
- terdiri dari serat kimia
- tahan disimpan lama
contoh : HVS, HVO
2. kertas berdasarkan pekerjaan akhir, yaitu :
a. kertas coated, dengan ciri-ciri :
- terdiri dari kertas dasae dan lapisan kapur dengan bahan perekat
- permukaannya halus dan mengkilap (gloss)
- daya serap terhadap minyak lemah
contoh : art paper, kunsdruk
b. kertas uncoated, dengan ciri-ciri :
- tidak diberi lapisan kapur
- permukaan kertas kasar tapi bisa juga dihaluskan
- daya serap terhadap minyak kuat
contoh : koran,HHI, HVS, HVO
3. kertas berdasarkan penggunaannya, yaitu :
a. Kertas cetak, seperti HVO, koran, art paper
b. Kertas tulis, seperti HVS, kertas gambar
c. Kertas bungkus, seperti cassing, kertas sampul, kertas Samson
d. Kertas khusus, seperti kertas uang, kertas sigaret, kertas
tissue.
Selasa, 22 April 2014
Senin, 21 April 2014
Sabtu, 12 April 2014
2. Perkembangan Teknologi Grafika
Teknologi baru di bidang persiapan cetak / prepress.
Saat berkembang teknologi photo typesetter, PC dengan monitor dan keyboard;
dimana sebelumnya bekerja dengan kamera foto reproduksi dan layar kontak, hingga scanner laser.
Pada waktu yang sama, batasan antara prepress dan cetak offset telah saling melengkapi.
Dengan GTO-DI, Direct Imaging Technology yang diperkenalkan oleh Heidelberg pada tahun 1991, telah diciptakan koneksi/hubungan langsung yang pertama antara prepress dan cetak.
Dengan teknologi ini, komputer dapat mencetak tanpa memakai plate dan film.
Teknologi ini mempunyai kelebihan yang nyata. Saat ini proses cetak sebagian besar dapat dikerjakan secara digital.
Dalam hubungannya dengan prepress konvensional, dengan digital prepress kita dapat menghemat waktu, dengan computer to film atau computer to plate.
Dalam industri cetak, kita bicara mengenai bits dan bytes, C-To-Press
teknologi, PostScript, RIP, scanner, dan kamera digital.
Berkembangnya teknologi digital dibidang prepress, printing, dan
postpress dengan hardware dan software yang terbukti bagus,
menawarkan alat-alat yang berguna untuk memenuhi produktivitas.
Dibawah ini diuraikan teknologi CTP ( Computer-To-Plate ), yaitu
proses pembuatan image pada pelat cetak. Proses ini bagian dari proses persiapan cetak.
CTP bisa disebut juga "direct-to-plate" berarti proses pembuatan pelat cetak secara langsung dari (file) komputer.
Dibawah ini ada beberapa hal mengenai CTP, kelebihan dan kekurangannya.
Proses.
Sesuai istilah computer-to-plate; proses pembuatan image pada plat tanpa melalui proses pembuatan film,
image langsung dicetak pada pelat dari file komputer. File digital tidak perlu dirubah atau dimodifikasi ke beberapa file yang berbeda, karena sudah di program dengan system RIPS,
Konsep dari pembuatan pelat berimage persis sama, sesuai data file yang dirancang/ didesain tapi dengan cara yang sama sekali sudah berbeda.
Kelebihan.
- CTP meningkatkan waktu pembuatan pelat lebih cepat, konsistensi kualitas image dan gambar cetakan.
- Tenaga manusia berkurang, karena tidak perlu lagi membuat film foto reproduksi.
- Waktu bisa dihemat 20-30% dengan CTP.
- Image yang dihasilkan lebih jelas, tajam dan akurat dibanding dengan cetak analog yang tradisional sebab dot yang muncul lebih bersih dan turunan image pertama (langsung ke pelat cetak), efek dot-gain juga berkurang.
Penghematan lainnya dari aspek material yaitu lebih sedikit suplai,
karyawan dapat dikurangi dan tidak menggunakan kamera reproduksi
lagi, sehingga ruang yang dibutuhkan lebih sedikit.
Kekurangan.
Umumnya orang terbiasa dengan gambar cetak dengan dot-gain yang besar dan tampak lebih gelap. Tidak jarang pelanggan akan merasa aneh dengan hasil bagus "yang tidak biasa" ini.
Perlu bagi percetakan untuk memberikan pengertian mengenai barang bagus yang baru ini ke pelanggan, supaya terbiasa.
CTP juga merubah pola tanggung jawab kualitas cetak yang semula penuh pada percetakan, beralih ke "digital file creator" - (orang yang membuat file image).
Masalah umum yang dijumpai.
Dalam proses cetak offset, ada banyak kemungkinan mengkoreksi hal yang salah pada film.
beda dengan CTP, operator prepress harus benar-benar menjamin file image bersih.
Perhatikan hal-hal berikut ini, simpan file dalam format CMYK bukan RGB dan gunakan spesifikasi yang tepat seperti :
(1) "bleed amount" yang tepat,
(2) pastikan semua huruf dan resolusi image tinggi masuk dalam file, dan
(3) check penggunaan spot-colour yang benar, dll.
Proses perbaikan digital file image yang salah, membutuhkan banyak waktu,
yang akhirnya mengurangi kelebihan CTP terhadap sistim film analog.
Saat berkembang teknologi photo typesetter, PC dengan monitor dan keyboard;
dimana sebelumnya bekerja dengan kamera foto reproduksi dan layar kontak, hingga scanner laser.
Pada waktu yang sama, batasan antara prepress dan cetak offset telah saling melengkapi.
Dengan GTO-DI, Direct Imaging Technology yang diperkenalkan oleh Heidelberg pada tahun 1991, telah diciptakan koneksi/hubungan langsung yang pertama antara prepress dan cetak.
Dengan teknologi ini, komputer dapat mencetak tanpa memakai plate dan film.
Teknologi ini mempunyai kelebihan yang nyata. Saat ini proses cetak sebagian besar dapat dikerjakan secara digital.
Dalam hubungannya dengan prepress konvensional, dengan digital prepress kita dapat menghemat waktu, dengan computer to film atau computer to plate.
Dalam industri cetak, kita bicara mengenai bits dan bytes, C-To-Press
teknologi, PostScript, RIP, scanner, dan kamera digital.
Berkembangnya teknologi digital dibidang prepress, printing, dan
postpress dengan hardware dan software yang terbukti bagus,
menawarkan alat-alat yang berguna untuk memenuhi produktivitas.
Dibawah ini diuraikan teknologi CTP ( Computer-To-Plate ), yaitu
proses pembuatan image pada pelat cetak. Proses ini bagian dari proses persiapan cetak.
CTP bisa disebut juga "direct-to-plate" berarti proses pembuatan pelat cetak secara langsung dari (file) komputer.
Dibawah ini ada beberapa hal mengenai CTP, kelebihan dan kekurangannya.
Proses.
Sesuai istilah computer-to-plate; proses pembuatan image pada plat tanpa melalui proses pembuatan film,
image langsung dicetak pada pelat dari file komputer. File digital tidak perlu dirubah atau dimodifikasi ke beberapa file yang berbeda, karena sudah di program dengan system RIPS,
Konsep dari pembuatan pelat berimage persis sama, sesuai data file yang dirancang/ didesain tapi dengan cara yang sama sekali sudah berbeda.
Kelebihan.
- CTP meningkatkan waktu pembuatan pelat lebih cepat, konsistensi kualitas image dan gambar cetakan.
- Tenaga manusia berkurang, karena tidak perlu lagi membuat film foto reproduksi.
- Waktu bisa dihemat 20-30% dengan CTP.
- Image yang dihasilkan lebih jelas, tajam dan akurat dibanding dengan cetak analog yang tradisional sebab dot yang muncul lebih bersih dan turunan image pertama (langsung ke pelat cetak), efek dot-gain juga berkurang.
Penghematan lainnya dari aspek material yaitu lebih sedikit suplai,
karyawan dapat dikurangi dan tidak menggunakan kamera reproduksi
lagi, sehingga ruang yang dibutuhkan lebih sedikit.
Kekurangan.
Umumnya orang terbiasa dengan gambar cetak dengan dot-gain yang besar dan tampak lebih gelap. Tidak jarang pelanggan akan merasa aneh dengan hasil bagus "yang tidak biasa" ini.
Perlu bagi percetakan untuk memberikan pengertian mengenai barang bagus yang baru ini ke pelanggan, supaya terbiasa.
CTP juga merubah pola tanggung jawab kualitas cetak yang semula penuh pada percetakan, beralih ke "digital file creator" - (orang yang membuat file image).
Masalah umum yang dijumpai.
Dalam proses cetak offset, ada banyak kemungkinan mengkoreksi hal yang salah pada film.
beda dengan CTP, operator prepress harus benar-benar menjamin file image bersih.
Perhatikan hal-hal berikut ini, simpan file dalam format CMYK bukan RGB dan gunakan spesifikasi yang tepat seperti :
(1) "bleed amount" yang tepat,
(2) pastikan semua huruf dan resolusi image tinggi masuk dalam file, dan
(3) check penggunaan spot-colour yang benar, dll.
Proses perbaikan digital file image yang salah, membutuhkan banyak waktu,
yang akhirnya mengurangi kelebihan CTP terhadap sistim film analog.
Langganan:
Postingan (Atom)